Nufita Yuniar Pujianti

나에 대해

Saya anak pertama dari dua bersaudara. Sejak kecil saya dididik denga orang tua yang memiliki dua cara yang berbeda. Ayah saya lebih mengajarkan tentang norma dalam kehidupan, contohnya cara membawa diri, cara menjaga nama baik keluarga, cara makan dan berbicara dengan sopan. Sedangkan ibu saya lebih ke norma agama, contohnya dari kecil saya sudah dibiasakan membaca Al quran setiap sehabis shalat wajib, selalu mengingatkan untuk melakukan sunnah dalam islam. Dan keduanya tetap mengutamakan pendidikan. Dalam keluarga saya, tidak ada perempuan yang wajib bekerja kantoran. Karena itulah sejak saya SMA sudah diberi kesempatan untuk memilih untuk menjadi dokter atau notaris, yah hanya kedua itu yang dalam pandangan orang tua saya yang bisa membuka kantor sendiri dirumah. Saya kecil adalah kakak yang bertanggung jawab. Dapat berfikir dengan cepat. Dan memiliki nilai sosial yang tinggi. Saat TK, saya suka mengikuti lomba nyanyi dan fashion. Setiap pagi ayah saya memutarkan saya lagu yang akan saya nyanyikan saat lomba, dan itu membuat saya lebih mudah mengingatnya. Saat SD lebih banyak les. Pulang sekolah pukul 12.00 siang, lalu pulang dan makan siang, lalu pukul 13.00 berangkat les sampai pukul 15.00, dan setelahnya pergi mengaji sampai pukul 17.00. dan sampai rumah tetap belajar dari pukul 18.00 – 19.00. saya ingat sekali sampai pernah suatu hari saya tertidur d becak saat berangkat les.hehe.. Saat SMP seimbang antara belajar dan bermain. Masa SMP mulai bermunculan cinta monyet, saya disukai kakak tingkat ketua basket, tapi saya takut sampai di nyanyikan lagu ada apa denganmu – peterpan. Dan saya ingat pernah ikut les Tennis, tapi karena disitu ada kakak tingkat yang saya senangi, saya jadi berhenti les karena malu. Saat SMP tetap banyak les. Tapi saya juga aktif mengikuti drum band, menjadi mayoret, yang dalam hal ini saya mendapatkan pembelajaran bahwa saya harus bisa mengatur nada dan langkah anggota drum band saya dengan seimbang. Saya juga harus tetap tampil menarik, dan terus berlatih dengan stick. saat SMA lebih banyak organisasi. Saya les hanya saat kelas 12 saja. Dan saat jadi murid baru saya sudah disukai ketua osis, sehingga masa MOS saya lebih mudah. Disini saya mulai mengenal diri saya sebenarnya. Saya menjadi sekretaris umum, saya membuat semua proposal kegiata sekolah selama setahun, saya membuat kontrak dengan sponsor, saya mengatur anggota osis yang ijin keluar masuk, dan tetap diperaya sehingga saya menjadi Ketua 2. Disini pengalaman saya lebih banyak lagi, saya belajar public speaking, dan dengan waktu yang bersamaan saya menjadi duta sekolah yaitu Putri Smanta. Disini sayan memegang kepercayaan dari guru dan kepala sekolah. Saya bertemu dengan pengurus osis seluruh kabupaten. Saya mewakili sekolah sebagai duta sekolah. Disini saya mulai menyukai berbicara dihadapan orang lain. Namun satu yang selalu saya ingat saat masa sekolah saya dari TK-SMA adalah saya selalu menjadi pelindung bagi teman saya yang di bully. Bahkan saya tidak segan untuk menemui yang bersangkutam secara langsung. Saya selalu membela korban bully dan memberi mereka semangat. Dan memasuki masa kuliah. Karena orang tua saya sudah memberi pilihan, saya memilih untuk menjadi notaris saja, yang artinya sudah disiapkan dari awal akan mengambil jurusan apa. Masuklah saya di universitas brawijaya Malang. Saya pernah kos satu semester, saat baru pertama kos seminggu, saya langsung opname terkena typus, karena teman kos saya memiliki berat badan yang lebih, sedangkan saya kurus, jadi saya sering tidak enak jikan akan memasak makanan, sedangkan saat ospek sangat banyak kegiatan. Lalu akhirnya saya tinggal di rumah bude saya yang artinya kakak dari ibu saya. Masa kuliah hanya saat semetser satu sampai tiga saja saya aktif di BEM dan EM. Karena masa kuliah ini saya lebih banyak ke kampus dan bermain. Tapi saat semester 4 mulai masuk konsentrasi dan saya memilih konsentrasi perdata murni. Saat semester 5 saya mengikuti KKN dan lagi-lagi menjadi sekretaris, kelompok KKN saya menjadi kelompok terbaik nomor tiga. Saya lulus S1 saat berumur 21. Dan dosen pembimbing saya dua-duanya adalah dosen yang ditakuti dan disegani oleh seluruh dosen. Lalu saya lanjut S2, Yaitu Magister Kenotariatan. Disini saya benar-benar hanya menjadi mahasiswi yang hanya pergi ke kampus dan seminar. Syarat untuk menjadi Notaris masih panjang. Dan saya orang yang aktif harus bertemu dengan banyak orang. Saya haus akan ilmu dan pengalaman. Sambil menunggu ujian Notaris saya ingin mencari pengalaman dan ilmu diluar dari dunia kenotariatan.